Selamat menikmati setiap kalimat yang tersaji, semoga kau menikmati, dan ingatkan aku bila ada yang tak membuatmu enak hati. Sebab puisiku biasa saja, senyum dan bahagiamu yang membuatnya sempurna.
Berbiasalah, berbahagialah!
Setiap kita pasti pernah memiliki mimpi paling gila. Mimpi yang kita jadikan patokan tingkah laku yang berpengaruh langsung di kehidupan. Aku pun sama; dia ada disekitarku setiap hari, tetapi tak pernah bisa dia kembali. Padahal, kita pernah sedekat jemari dengan kaca jendela setiap turun hujan, seriang bunyi kamera kala datang senja. Kita pernah begitu dekat, tetapi hati kita tidak pernah kembali terikat. Sampai akhirnya kamu memutuskan berpacaran dengannya, menyisakan kecewa dan sayatan tajam di dada. Kamu memintaku mencari penggantimu; seenak itu kamu berkata, seakan-akan perasaanku padamu biasa saja. Agar tak ada yang terbebani, aku putudkan untuk mencintaimu dalam keikhlasan, merelakan kamu lewat tulisan, mengubah kenangan juga harapan melalui kata-kata dan doa-doa kerinduan.
Semakin lama, hanya desir rindu yang melanda. Sampai remuk menelusup relung, hingga perih mengiris rusuk yang berkabung, disini cerita tentangmu akan tetap utuh untuk bernaung. Karena waktu membuat keringat dalam pendewasaan, telah terlewati deretan sosok pengisi kerinduan. Pada tiap embusan, sebutlah itu kenangan.
Aku selalu heran kepada orang-orang yang suka menambahkan gula ke secangkir kopi. Sebegitu hinakah rasa pahit? Bukankah hal terbaik dari kehidupan adalah menikmati kesedihan? Ah, mereka tak biasa menikmati lara. Atau mungkin, mereka perlu bertemu senyummu, agar tahu arti manis sesungguhnya:").
Malam semakin langka, kita merindukan lara.
Berbagai macam persiapan pun dilaksanakan. Setumpuk lagu galau untuk menjembatani ruang dan waktu, beberapa lagu sendu juga diputar berulang-ulang menjawab kebutuhan rindu. Hampir bosan aku melakukan perkenalan ke setiap perempuan. Kalau bukan karena lingkungan yang berisik, mana mungkin aku mau membohongi hati sendiri seakan-akan siap mencintai kembali. Ketahuilah cinta menjadi indah sebab ketiadapaksaan. Tak perlu banyak alasan atau penjelasan atas dipilihnya suatu hubungan. Menyusun tangga dari kepingan hati yang kau hancurkan, merekatkan harapan disetiap pijakan. Sudahlah, tak usah khawatir. Paling tidak dari sini aku bisa lebih jelas melihat kebahagiaan yang terpancar dari yang kau bilang "dia punya ragaku, tapi tidak dengan hatiku". Orang-orang mulai bertanya akan rahasia kecantikan yang merona dari parasmu. Aku pun tersenyum "dia hanya tertawa sembari menjalaskan bahwa dia yang fotonya disebelah kiri tengah kau genggam erat adalah resep utama, decak kagum semakin membahana, dunia terpana, kau terlena". Semakin kau menunjukkan kemesraan, semakin kau akan diuji oleh perpisahan.
Bukan diam yang membungkam, tetapi hadirnya telah menyeretku dalam diam.
Akan tiba saatnya kau mencariku kembali. Ketika mulutmu tak sabar memberi jawaban atas semua tindakan, ketika kau ingin membela hakmu sebagai pemilik perasaan, ketika rasa sesalmu memuncak dan rindumu akhirnya meledak:"). Waktu akan menamparmu dengan sangat bijaksana. Terima kasih atas kesadaran yang terlambat, di titik itu hanya akan terucap kalimat;
Menangislah...
Aku tengah mengaduk sesak sembari mengiris senja di pelataran logika. Mencari jejak terakhirmu di serpihan tawa, memungut sisa senyummu yang dulu biasa kini tiada. Menggantung hebat penasaran yang terbias tenggelamnya kehadiran, kini adamu hanya bisa tergambar oleh mimpi dan lamunan. Rona jingga pun menyingkap langit, waktu memukulku serasa membisikkan kenyataan pahit, bahwa...
Kau mencintainya.
Kau bahagia dengannya.
Padamu kepergian, inilah sepenggal rasa di bebunyian. Langit mementahkan gemuruh, ketiadaanmu membuatku semakin rapuh. Langkah pun melupa pijakan harapku tertatih dimakan penyesalan. Merayap tanpa ampun mengunci segala embun. Pagi tak akan pernah cerah tanpa ucapan pemulai harimu, dan malam tak pernah anggun tanpa suara lembut dari bibir mungilmu.
Aku merindukanmu bagai hujan merindukan pelangi, ia menyebar indah menyelimuti bumi dengan aku satu-satunya cahaya yang berpendar menjadikannya warna. Sebelum akhirnya aku terhentak, secuil kangen yang terbalas pun tidak, itu karena..
Kau mencintainya.
Kau bahagia dengannya.
Paru-paruku sesak akibat tiada lagi sisa kehadiranmu yang bisa aku hirup. Kabar tentangmu hanya membuat cemburu semakin meletup. Hatiku berpijar menyala, membakar semua janji manis kita diawal cerita. Mengurai duka, ketiadaanmu menggiring hatiku pada setiap luka:"). Membekas atas nama tidak terima, jeratan sesal mengepung seiring kepergianmu ke relung hatinya.
Melihatmu, pemandangan terindah yang membuat hatiku semakin berdarah. Mendangar suaramu, alunan nada paling merdu membias cuaca semakin sendu. Mengingatmu, penyiksaan terbaik membuat air mata deras merintik.
Meraba pelukmu, cambukan teristimewa membuat ragaku sakit oleh kecewa. Merapal jejakmu, langkah paling tepat menginjakkan lara yang semakin pekat. Dan mengikhlaskan kepergianmu, sebuah prestasi yang masih sebatas mimpi.
-Aku hanya sedang membuka kembali memori yang mengalun dan terhentak akan kenangan yang hampir tertimbun. Untukmu masa lalu, terimakasih atas lakumu nan anggun.-
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny